HOME PASANG IKLAN BERITA PENGELASAN ABOUT ME

Friday, 25 May 2012

PELUMAS (LUBRICANT)


Pelumas merupakan suatu bentuk cairan yang sngat diperlukan untuk semua mesin yang bergerak, agar bagian yang sangat penting dapat berfungsi dengan baik dan tahan lama.Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari–hari yaitu Solid Lubricant dan Liquid Lubricant. Oli merupakan jenis liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu bentuk solid lubricant.

A. Fungsi Pelumas (Lubricant)
     1. Membentuk Lapisan Film
         a. Mencegah kontak langsung dengan komponen yang saling bergesekan.
         b. Mengurangi gesekan sehingga akan mengurangi keausan.
     2. Sebagai Media Pendingin
         Menyerap panas dari komponen yang dilalui oleh oli, kemudian melepaskan panas
         tersebut di tangki.  
     3. Sebagai Penyekat
         Mencegah kebocoran, misalnya melapisi (mengisi) clearance antara piston,
         ring piston dan   liner.
     4. Sebagai Pembersih
         Membersihkan dengan cara membawa kotoran dari komponen yang dilalui oli tersebut,
         kemudia dibawa ke tangki dan diendapkan serta di saring oleh oil filter.
     5. Sebagai Anti Karat
         Dengan cara melindungi komponen agar tidak kontak langsung langsung dengan udara
         (oksigen), sehingga akan mencegah terjadinya oksidasi yang menyebabkan karat.
    6. Sebagai Media Pemindah Tenaga
        Dengan cara mengubah energi hidrolis menjadi energi mekanis (silinder), atau  
        mengubah energi hidrolis ke kinetis kemudian energi mekanis(torque converter).

B. Bentuk Pelumas
 Telah diuraikan diawal, bahwasannya bentuk pelumas ada dua macam yaitu     
     solidLubricant (grase) dan Liquid Lubricant (oli).

1. Liquid Lubricant (Oil)
    A. Base Oil
         Oli (Oil) dibuat dari “ base oil “ dan “ aditive “ (bahan tambahan). Terdapat tiga jenis
         base oil yang digunakan:
         a. Crude oil ( minyak bumi ) : Parrafinis base oil,Naptanic base oil dan
             Aromatic base oil.
         b. Natural oil ( Minyak nabati ) : Minyak ini dikenal sebagai white oil yang sering     
             digunakan untuk keperluan industri makanan dan kosmetik.
         c. Syntetic oil (Bahan Kimia).
             Base oil ini didapatkan dari unsur-unsur kimia yang direaksikan satu sama lain      
             sehingga  menghasilkan unsur lain berupa bahan yang digunakan untuk bahan dasar   
             oli (base oil). Komposisi antara base oil dan additive adalah sebagai berikut:
             Base oil 80 – 85 % ,  Additive 15 – 20%.

     B. Additive
         Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat–sifat mutu  
         oil seperti:
         a. Extreme pressure – memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
         b. Viskositas Index ( VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
         c. Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah terjadinya keausan.
         d. Anti Rust / corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosin.
         e. Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi.
         f. Dispersant.
         g. Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.
            Oli terbuat dari 80 – 85 % bases oil dan 15 – 20 % additive.
            Mutu oli tidak dapat diketahui hanya dengan melihat bentuk fisik maupun  
            Merasakannya dengan pancaindra.

C. Klasifikasi Oil
     Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli:
      a. Engine oil.
      b. Hidraulik Oil.
      c. Gear Oil.
      d. Brake Oil.
      e. Automatic Trasmission Fluid (ATF).

D. Viscosity
               Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan, yang diukur berdasar atas angka      
     kekentalan kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa
     metode uji. Salah satunya menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis
     yang dinyatakan dalam centi stoke ( cST).
     Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade–grade
     tertentu dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat
     kekentalan pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan
     beberapa badan sebagai pedoman standard kekentalan pelumas.
      a. SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20,     
          SAE30,SAE40, SAE20W-50, SAE90 dst,
      b. AGMA ( American Gear Manufaturer Association ) dengan skala AGMA1, AGMA2,
          AGMA3, AGMA4,5,6,7,8,8A.
      c. ISO ( International Standardization Organization ) dengan skala 32 – 1500.
      d. API ( American Petroleum Institute)
          • Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, and SESF
          • Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, and CF.

   E. Viskositas Indeks
                 Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan
        kekentalan  oil terhadap perubahan temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat
        pengaruh panas  atau  temperatur oli akan menjadi encer akibat panas. Oli berdasar
        viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat golongan:
        • Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29.
        • Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79.
        • Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100.
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya berbeda.
Mesran 30 memiliki viskositas index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.Jenis Produk Pelumas Spesifikasi pemakaian:
1. Mesran. Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan bahan bakar bensin dengan
               menghendaki pelumasan yang sempurna.
            2. Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi beban ringan  
                dengan turbocharge dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
3. Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non turbocharge yang memakai
                bahan bakar solar dan mesin bensin yang memerlukan pelumas jenis ini.
            4. Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang dilengkapi dengan  
                supercharge dan menggunakan bahan bakar solar.

F. Pour Point
            Pour point menunjukkan temperatur terendah oli dapat mengalir, pour point tinggi    
     mengakibatkan oli susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan masuk kedalam
     celah-celah yang kecil ketika cuaca dingin menjadi buruk.

G Flash Point
             Oli dengan flash point rendah lebih mudah terbakar, flash point merupakan nilai yang   
     lebih menunjukkan temperatur penyalaan oli.

H. Demulsibility
             Kemampuan oli untuk memisahkan diri dari air.

I. Foor Ball Test
             Suatu pengetesan yang dilakukan untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas
    untuk menahan beban gesekan dan keausan metal.

J. Kerusakan Oli Pelumas
    Kerusakan oli pelumas dapat terjadi karena dua hal sebagai berikut:
    1. Kontaminasi
    Adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari luar sistem, misalnya: panas    
    matahari, debu, kondensasi, bahan-bahan kimia.
    2. Deteriorasi
    Adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari dalam system itu
    sendiri,misalnya: suhu kerja, tekanan, reaksi kimia.

2. Solid Lubricant
                Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang      
    didapatkan dengan campuran sabun metalic atau non sabun metalic dan additive.
    A. Klasifikasi Grease
                 Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease      
    diklasifikasikan berdasarkan tingkat kekerasaan (consistency). Klasifikasi tingkat  
    kekerasan grease ditentukan oleh National Lubricating Institute (NLGI), yang membagi
    tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasaan (000~ 6). Penetuan kekerasan ini
    diuji berdasar persyaratan uji ASTM D217 ( American Standard Testing and Material )  
    dengan mengukur jarak penetrasi grease ( 1/10 mm ). Pada temperatur 25ÂșC dengan alat
    one quarter scale cone equipment.

    B. Spesifikasi Grease
                 Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menetukan kemampuan   
    grease sebagai pelumas:
    • Penetration atau penetarsi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi   
       oleh kekentalan grease. Semakin kental/keras grease angka penetrasinya semakin kecil.
       Grease dengan kemampuan penetrasi tinggi akan mamapu memberikan pelumasan pada  
       celah yang kecil dengan baik.
    • Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibatpanas.    
       Drop point menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan dibawah
       drop point.

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah yang sopan.
Komentar anda sangat membantu Admin untuk Pengembangan Blog ini