Pelumas
merupakan suatu bentuk cairan yang sngat diperlukan untuk semua mesin yang
bergerak, agar bagian yang sangat penting dapat berfungsi dengan baik dan tahan
lama.Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian
sehari–hari yaitu Solid Lubricant dan Liquid Lubricant. Oli merupakan jenis
liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu bentuk solid lubricant.
A. Fungsi Pelumas (Lubricant)
1.
Membentuk Lapisan Film
a. Mencegah kontak langsung dengan komponen yang saling bergesekan.
b. Mengurangi gesekan sehingga akan mengurangi keausan.
2. Sebagai Media Pendingin
Menyerap panas dari komponen yang dilalui oleh oli, kemudian melepaskan panas
a. Mencegah kontak langsung dengan komponen yang saling bergesekan.
b. Mengurangi gesekan sehingga akan mengurangi keausan.
2. Sebagai Media Pendingin
Menyerap panas dari komponen yang dilalui oleh oli, kemudian melepaskan panas
tersebut di tangki.
3. Sebagai Penyekat
Mencegah kebocoran, misalnya melapisi (mengisi) clearance antara piston,
3. Sebagai Penyekat
Mencegah kebocoran, misalnya melapisi (mengisi) clearance antara piston,
ring piston dan liner.
4. Sebagai Pembersih
Membersihkan dengan cara membawa kotoran dari komponen yang dilalui oli tersebut,
4. Sebagai Pembersih
Membersihkan dengan cara membawa kotoran dari komponen yang dilalui oli tersebut,
kemudia dibawa ke tangki dan diendapkan serta di saring oleh oil filter.
5. Sebagai Anti Karat
Dengan cara melindungi komponen agar tidak kontak langsung langsung dengan udara
5. Sebagai Anti Karat
Dengan cara melindungi komponen agar tidak kontak langsung langsung dengan udara
(oksigen), sehingga akan mencegah terjadinya oksidasi yang menyebabkan karat.
6. Sebagai Media Pemindah Tenaga
Dengan cara mengubah energi hidrolis menjadi energi mekanis (silinder), atau
6. Sebagai Media Pemindah Tenaga
Dengan cara mengubah energi hidrolis menjadi energi mekanis (silinder), atau
mengubah energi hidrolis ke kinetis kemudian energi mekanis(torque converter).
B. Bentuk Pelumas
Telah
diuraikan diawal, bahwasannya bentuk pelumas ada dua macam yaitu
solidLubricant (grase) dan Liquid Lubricant (oli).
1. Liquid Lubricant (Oil)
A. Base Oil
Oli (Oil) dibuat dari “ base oil “ dan “ aditive “ (bahan tambahan). Terdapat tiga jenis
1. Liquid Lubricant (Oil)
A. Base Oil
Oli (Oil) dibuat dari “ base oil “ dan “ aditive “ (bahan tambahan). Terdapat tiga jenis
base oil yang digunakan:
a. Crude oil ( minyak bumi ) : Parrafinis base oil,Naptanic base oil dan
a. Crude oil ( minyak bumi ) : Parrafinis base oil,Naptanic base oil dan
Aromatic base oil.
b. Natural oil ( Minyak nabati ) : Minyak ini dikenal sebagai white oil yang sering
b. Natural oil ( Minyak nabati ) : Minyak ini dikenal sebagai white oil yang sering
digunakan untuk keperluan industri makanan dan kosmetik.
c. Syntetic oil (Bahan Kimia).
Base oil ini didapatkan dari unsur-unsur kimia yang direaksikan satu sama lain
Base oil ini didapatkan dari unsur-unsur kimia yang direaksikan satu sama lain
sehingga menghasilkan unsur lain berupa bahan yang digunakan untuk bahan
dasar
oli (base oil). Komposisi antara base oil dan additive adalah sebagai berikut:
Base oil 80 – 85 % , Additive 15 – 20%.
B.
Additive
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat–sifat mutu
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat–sifat mutu
oil seperti:
a. Extreme pressure – memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
b. Viskositas Index ( VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
c. Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah terjadinya keausan.
d. Anti Rust / corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosin.
e. Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi.
f. Dispersant.
g. Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.
Oli terbuat dari 80 – 85 % bases oil dan 15 – 20 % additive.
a. Extreme pressure – memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan.
b. Viskositas Index ( VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
c. Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah terjadinya keausan.
d. Anti Rust / corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosin.
e. Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi.
f. Dispersant.
g. Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll.
Oli terbuat dari 80 – 85 % bases oil dan 15 – 20 % additive.
Mutu oli tidak dapat diketahui hanya dengan melihat bentuk
fisik maupun
Merasakannya dengan pancaindra.
C. Klasifikasi Oil
Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli:
a. Engine oil.
b. Hidraulik Oil.
c. Gear Oil.
d. Brake Oil.
e. Automatic Trasmission Fluid (ATF).
D. Viscosity
Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan, yang diukur berdasar atas angka
kekentalan
kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa
metode uji.
Salah satunya menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis
yang
dinyatakan dalam centi stoke ( cST).
Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade–grade
Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade–grade
tertentu
dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat
kekentalan
pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan
beberapa
badan sebagai pedoman standard kekentalan pelumas.
a. SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20,
a. SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20,
SAE30,SAE40, SAE20W-50, SAE90 dst,
b. AGMA ( American Gear Manufaturer Association ) dengan skala AGMA1, AGMA2,
b. AGMA ( American Gear Manufaturer Association ) dengan skala AGMA1, AGMA2,
AGMA3, AGMA4,5,6,7,8,8A.
c. ISO ( International Standardization Organization ) dengan skala 32 – 1500.
d. API ( American Petroleum Institute)
• Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, and SESF
• Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, and CF.
E. Viskositas Indeks
Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan
c. ISO ( International Standardization Organization ) dengan skala 32 – 1500.
d. API ( American Petroleum Institute)
• Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, and SESF
• Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, and CF.
E. Viskositas Indeks
Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan
kekentalan oil terhadap perubahan temperatur. Oli berubah kekentalannya
akibat
pengaruh panas atau temperatur oli akan menjadi encer akibat panas.
Oli berdasar
viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat golongan:
• Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29.
• Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79.
• Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100.
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya berbeda.
Mesran 30 memiliki viskositas index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.Jenis Produk Pelumas Spesifikasi pemakaian:
• Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29.
• Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79.
• Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100.
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya berbeda.
Mesran 30 memiliki viskositas index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat mesin. Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.Jenis Produk Pelumas Spesifikasi pemakaian:
1.
Mesran. Dianjurkan untuk melumasi kendaraan dengan bahan bakar bensin dengan
menghendaki pelumasan yang sempurna.
2. Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi beban ringan
2. Mesran B Dianjurkan untuk melumasi mesin diesel putaran tinggi beban ringan
dengan turbocharge dan mesin bensin yang
memerlukan pelumas jenis ini.
3.
Meditran Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel non turbocharge yang memakai
bahan bakar solar dan mesin bensin yang
memerlukan pelumas jenis ini.
4. Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang dilengkapi dengan
4. Meditran S D Dianjurkan untuk pelumas mesin diesel yang dilengkapi dengan
supercharge
dan menggunakan bahan bakar solar.
F. Pour Point
Pour point menunjukkan temperatur terendah oli dapat mengalir, pour point tinggi
F. Pour Point
Pour point menunjukkan temperatur terendah oli dapat mengalir, pour point tinggi
mengakibatkan oli susah mengalir sehingga mengakibatkan kemampuan masuk kedalam
celah-celah yang kecil ketika cuaca dingin menjadi buruk.
G Flash Point
Oli dengan flash point rendah lebih mudah terbakar, flash point merupakan nilai yang
celah-celah yang kecil ketika cuaca dingin menjadi buruk.
G Flash Point
Oli dengan flash point rendah lebih mudah terbakar, flash point merupakan nilai yang
lebih
menunjukkan temperatur penyalaan oli.
H. Demulsibility
Kemampuan oli untuk memisahkan diri dari air.
I. Foor Ball Test
Suatu pengetesan yang dilakukan untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas
H. Demulsibility
Kemampuan oli untuk memisahkan diri dari air.
I. Foor Ball Test
Suatu pengetesan yang dilakukan untuk menentukan kemampuan lapisan pelumas
untuk menahan
beban gesekan dan keausan metal.
J. Kerusakan Oli Pelumas
Kerusakan oli pelumas dapat terjadi karena dua hal sebagai berikut:
1. Kontaminasi
Adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari luar sistem, misalnya: panas
matahari, debu,
kondensasi, bahan-bahan kimia.
2. Deteriorasi
Adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari dalam system itu
2. Deteriorasi
Adalah kerusakan oli yang disebabkan oleh pengaruh dari dalam system itu
sendiri,misalnya:
suhu kerja, tekanan, reaksi kimia.
2. Solid Lubricant
Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang
didapatkan dengan
campuran sabun metalic atau non sabun metalic dan additive.
A. Klasifikasi Grease
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease
A. Klasifikasi Grease
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease
diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kekerasaan (consistency). Klasifikasi tingkat
kekerasan grease
ditentukan oleh National Lubricating Institute (NLGI), yang membagi
tingkat kekerasan
grease menjadi 9 tingkat kekerasaan (000~ 6). Penetuan kekerasan ini
diuji berdasar
persyaratan uji ASTM D217 ( American Standard Testing and Material )
dengan mengukur
jarak penetrasi grease ( 1/10 mm ). Pada temperatur 25ÂșC dengan alat
one quarter scale
cone equipment.
B. Spesifikasi Grease
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menetukan kemampuan
B. Spesifikasi Grease
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menetukan kemampuan
grease sebagai
pelumas:
• Penetration atau penetarsi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi
• Penetration atau penetarsi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi
oleh kekentalan grease. Semakin kental/keras grease angka penetrasinya semakin
kecil.
Grease dengan kemampuan penetrasi tinggi akan mamapu memberikan pelumasan pada
celah yang kecil dengan baik.
• Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibatpanas.
• Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibatpanas.
Drop point menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan
dibawah
drop point.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah yang sopan.
Komentar anda sangat membantu Admin untuk Pengembangan Blog ini